Rabu, 20 Januari 2021

Problematika Dunia Kampus

Ones Pabua
Ada Apa dengan Dunia Kampus ?

Oleh : Ones Pabua

BICARA tentang dunia kampus tentu tidak akan lepas dari berbagai macam problematika yang ada di dalamnya. Entah itu di perguruan tinggi negeri maupun di perguruan tinggi swasta.

Problem yang lazim kita jumpai dalam dunia kampus antara lain, fasilitas kampus yang tidak memadai, termasuk uang kuliah yang tinggi atau mahal, dan berbagai macam problem lainnya yang pada umumnya merugikan para mahasiswa.

Tak terkecualia upaya pembungkaman terhadap sikap kritis mahasiswa menjadi hal yang sangat lumrah di temui.

Tentu hal-hal seperti demikian, membuat sebahagian mahasiswa menjadi risih dan mencoba untuk mengubah situasi tersebut. Mahasiswa yang bersikap seperti itu biasanya tergolong aktivis mahasiswa atau mereka yang aktif di organisasi kemahasiswaan.

Mahasiswa yang kritis adalah mereka yang lahir dan bertumbuh dalam budaya-budaya diskusi. Berbeda dengan beberapa mahasiswa lainnya yang lebih condong berjiwa pragmatis dan menutup diri bagi organisasi kemahasiswaan. Orientasi mahasiswa semacam ini, pada umumnya berupaya menyelesaikan kuliah secepat mungkin. Dan bagi mereka organisasi hanya akan menghambat kuliah.

Masa Pandemi Covid-19

Kini berbagai macam problematika dalam dunia kampus semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid-19. Bahkan bukan hanya berdampak pada perguruan tinggi, namun hampir semua sektor merasakan imbas dari pada wabah tersebut. Termasuk sektor ekonomi yang sangat vital, karena berhubungan langsung dengan sektor pendidikan.

Tentu perekonomian yang kian merosot membuat sebagian mahasiswa yang kurang beruntung dengan penghasilan keluarga rendah, menjadi kewalahan dalam memenuhi kewajiban membayar uang kuliah.

Ironisnya, kebijakan yang dikeluarkan pihak birokrasi kampus masih belum mampu menjawab persoalan tersebut. Bahkan kebijakan yang katanya merepresentasikan kepentingan mahasiswa berupa beasiswa, terkesan tidak adil, karena tujuan dari pada bantuan yang diberikan banyak yang tidak tepat sasaran.

Dimasa pandemi Covid-19, yang lebih memprihatinkan lagi adalah mahasiswa angkatan baru yang sama sekali belum pernah menikmati fasilitas kampus akibat diberlakukannya kuliah during atau kuliah online, juga masih diwajibkan membayar uang kuliah penuh tanpa potongan atau dispensasi (pengurangan uang kuliah). Sangat miris bukan? Ini menjadi pertanyaan yang fundamental bagi kita selaku mahasiswa, bagaimana cara menyikapi problem demikian? Apakah membiarkan sistem seperti ini, terus berlanjut atau mencoba untuk mengubahnya dengan segala resiko yang ada?

Kendati, sebagian mahasiswa telah melayangkan protes dalam bentuk petisi maupun demonstrasi sebagai respon atas problematika semacam itu, namun sebagian juga terkesan apatis terhadap realitas yang ada.

Sehingga tak jarang protes para mahasiswa kritis, hanya menemui jalan buntu. Karena tidak ada kejelasan dari sang pemegang otoritas kampus. Bahkan tak jarang perjuangan mahasiswa kritis, malah direpresif oleh para birokrat kampus yang anti kritik dengan sanksi skorsing hingga sanksi drop out atau dihentikan studinya (dikeluarkan dari kampus).  

Entah sampai kapan problematika demikian bisa berakhir dan siapa yang dapat memecahkan masalah yang tak kunjung ada habisnya itu? Semoga kita dapat menjadi bahagian dari sumber solusi untuk mengatasi problem demikian. Amin.

***) Penulis adalah Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo dan Aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Palopo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serikat Rakyat Miskin Demokratik (SRMD) tidak bertanggung jawab atas komentar yang anda tulis pada halaman komentar, admin situs ini juga akan menghapus komentar yang tidak objektif dan atau postingan yang berbau SARA.